Homemade Cream Cheese: Mudah dan lebih murah!
'Jakarta di kepung banjir'! Kalimat ini menjadi tajuk berita di berbagai media, baik televisi mapun internet dan tentu saja menjadi pembahasan utama sms yang masuk ke HP Nokia jadul saya. Semua panik dan semua bingung, termasuk adik saya, Wiwin, yang bertanya melalui sms, "Bisa ngantor nggak hari ini? Jalan depan kantormu kan kerendem banjir". Waak? Masa sih? Saya bertanya-tanya sendiri sambil jempol mengetik cepat bertanya ke teman di kantor. Ehem, maklum saja hari inisaya tidak masuk ke kantor. ^_^
Sebenarnya sejak pagi saya telah bersiap-siap berangkat ke kantor, saya bahkan telah berdiri dengan manis di pinggir jalan bersama payung biru kusam yang bentuknya pun telah miring ke kiri dan ke kanan. Waktu itu jalanan luar biasa macet, hujan deras dan setelah tiga puluh menit saya menunggu, taksi tak kunjung ada. Saya pun menyerah, balik badan, pulang ke rumah dan menemukan rumah Pete bocor tepat di depan kamar saya. Lagi-lagi penyakit lama kambuh kembali. Sambil menggerutu dan sedikit memaki kontraktor rumah yang merenovasi atap tahun lalu, saya pun sibuk mengepel lantai dan menerapkan siaga satu, artinya kain pel selalu dalam jangkauan tangan. Tapi keputusan saya tidak masuk ke kantor hari ini sepertinya sangat tepat karena jam-jam berikutnya saya mendapatkan kabar Bundaran HI tenggelam lumayan tinggi. Jalur Sudirman adalah jalan utama saya ke kantor dan membayangkan kemacetan berjam-jam yang terjadi di sana membuat saya mensyukuri keputusan saya hari ini.
Walau banjir menjadi topik yang heboh terpaksa kita beralih ke topik lainnya yaitu homemade cream cheese. Sejak saya posting artikel cream cheese brownie beberapa waktu lalu, banyak sekali yang menanyakan ke saya bagaimana membuat cream cheese sendiri. Ini karena dalam postingan tersebut saya juga menceritakan perjuangan berat saya membuat keju mozarella yang berakhir menjadi cream cheese dengan bau yang aneh. Bagi anda yang penasaran dengan kisah saya yang mengharu biru ini, silahkan klik di link di sini ya. ^_^
Nah seperti yang saya tulis di artikel tersebut, sebenarnya kita bisa membuat cream cheese sendiri di rumah tanpa menggunakan zat penggumpal untuk keju (coagulant enzym) yang disebut dengan Rennet. Bahan yang anda perlukan adalah susu cair dan air jeruk lemon (bisa menggunakan air jeruk nipis) sebagai coagulant-nya. Keju yang anda hasilkan sebenarnya lebih tepat disebut dengan ricotta cheese, karena kurang creamy selayaknya cream cheese yang umum dijual di toko. Ricotta cheese umumnya dibuat dari whey (air saringan bekas pembuatan keju), karena itu kandungan lemaknya sudah jauh berkurang. Untuk membuatnya menjadi cream cheese yang lebih creamy dan lebih kaya akan rasa maka ditambahkan krim kental ke dalamnya. Jika anda ingin lebih creamy lagi rasa cream cheese yang dihasilkan maka komposisi krim kental bisa ditambahkan lebih banyak dari porsi yang saya sebutkan di resep di bawah.
Sebenarnya mengapa sih kita membuat cream cheese sendiri sementara di luaran banyak sekali dijual cream cheese dalam berbagai merk? Jawaban pertama tentu saja harganya. Harga sekotak cream cheese di supermarket dengan berat sekitar 200 gram cukup mahal, sedangkan untuk membuat cheesecake maka anda memerlukan banyak cream cheese sebagai bahan utamanya. Jika anda membuat cream cheese sendiri, bahan yang anda perlukan hanyalah susu cair dan air jeruk nipis, yang tentunya lebih terjangkau biayanya, yang anda perlukan berikutnya hanyalah sedikit usaha.
Jawaban selanjutnya mengapa harus homemade cream cheese adalah sulitnya menemukan cream cheese di daerah tertentu, hmm.... misalnya saja Aceh. Saya katakan ini karena teman saya Chanti selalu mengeluhkan betapa sulitnya menemukan cream cheese di sana sehingga beliau harus meng-ordernya dari Jakarta, ini berarti ada ongkos kirim yang harus dipertimbangkan selain harga cream cheesenya sendiri yang tidak murah. Saya yakin di beberapa daerah lain di Indonesia juga mengalami hal yang sama, sulitnya menemukan cream cheese di supermarket.
Jenis keju seperti apa sih cream cheese itu? Cream cheese merupakan jenis keju dengan kandungan lemak yang sangat tinggi. Proses pembuatan secara tradisional melibatkan susu full cream (susu yang tidak dikurangi kadar lemaknya) dan krim kental. Cream cheese bukan jenis keju yang matang (jenis keju yang bisa diperam dalam waktu yang lama dan mengandung kultur keju) karena itu keju ini harus disantap dalam kondisi segar, hanya dalam beberapa hari saja alias memiliki masa kedaluarsa yang pendek. Umumnya cream cheese disajikan sebagai olesan pada permukaan roti, crackers atau bagels, atau sebagai saus pencelup untuk kentang goreng. Keju ini juga bisa diolah ke dalam berbagai jenis makanan manis maupun asin (gurih) dan memiliki fungsi seperti susu, yogurt, krim dan mentega. Satu makanan pencuci mulut yang sangat terkenal dan menggunakan bahan ini adalah cheese cake.
Okeh, saya akhiri penjelasan saya tentang cream cheese, mari kita langsung melihat proses pembuatannya ya.
Homemade Cream Cheese
Resep diadaptasikan dari web Sharmis Passions - How to make cream cheese (Homemade Cream Cheese)
Untuk 480 gram cream cheese
Bahan:
- 1300 ml susu segar (saya pakai merk Diamond fresh milk)
- 200 ml krim kental (resep asli tidak menggunakan krim kental)
- 2 sendok makan yogurt plain
- 4 sendok makan air jeruk lemon/jeruk nipis (saya menggunakan 1 butir jeruk lemon + 1 butir jeruk nipis)
Cara membuat:
Siapkan panci, masukkan susu cair dan krim kental ke dalamnya, aduk rata. Tambahkan air jeruk lemon/jeruk nipis. Aduk hingga rata. Rebus larutan susu menggunakan api sedang sambil diaduk-aduk hingga tampak susu menggumpal dan terpisah dari airnya. Angkat panci dari atas kompor.Matikan api
Note: Panaskan hingga susu benar-benar panas namun jaga jangan sampai susu mendidih. Aduk sesekali. Jika susu kurang panas maka gumpalan tidak akan terbentuk, pastikan hingga tampak gumpalan pekat diatas permukaan susu dan tampak susu mulai terpisah antara keju dan air yang bening kekuningan. .
Whey (air bekas menyaring cream cheese)
Siapkan wadah plastik berlubang, letakkan sehelai kain tipis yang biasa dipakai untuk membungkus tahu atau kain apapun asalkan berwarna putih dan sangat tipis. Tuangkan larutan susu yang telah menggumpal, saring gumpalan susu. Air bekas menyaring keju bisa anda manfaatkan untuk membuat sup atau jus, karena masih cukup bergizi.
Cuci gumpalan susu dengan air mengalir sambil diaduk-aduk dengan spatula agar rasa dan aroma lemon hilang. Lakukan sebanyak 2 atau 3 kali.
Salah seorang pembaca berkomentar mengenai masalah kebersihan air kran yang digunakan, nah saran saya cuci cream cheese dengan menggunakan air matang ya.
Tiriskan gumpalan susu hingga airnya benar-benar habis. Masukkan ke dalam food processor ataublender atau mikser, tambahkan yogurt dan proses hingga halus. Pindahkan kembali ke kain, ikat ujung-ujung kain, gantung menggunakan seutas tali. Letakkan mangkuk di bawah kain berisi cream cheese untuk menampung air yang menetes.
'Jakarta di kepung banjir'! Kalimat ini menjadi tajuk berita di berbagai media, baik televisi mapun internet dan tentu saja menjadi pembahasan utama sms yang masuk ke HP Nokia jadul saya. Semua panik dan semua bingung, termasuk adik saya, Wiwin, yang bertanya melalui sms, "Bisa ngantor nggak hari ini? Jalan depan kantormu kan kerendem banjir". Waak? Masa sih? Saya bertanya-tanya sendiri sambil jempol mengetik cepat bertanya ke teman di kantor. Ehem, maklum saja hari inisaya tidak masuk ke kantor. ^_^
Sebenarnya sejak pagi saya telah bersiap-siap berangkat ke kantor, saya bahkan telah berdiri dengan manis di pinggir jalan bersama payung biru kusam yang bentuknya pun telah miring ke kiri dan ke kanan. Waktu itu jalanan luar biasa macet, hujan deras dan setelah tiga puluh menit saya menunggu, taksi tak kunjung ada. Saya pun menyerah, balik badan, pulang ke rumah dan menemukan rumah Pete bocor tepat di depan kamar saya. Lagi-lagi penyakit lama kambuh kembali. Sambil menggerutu dan sedikit memaki kontraktor rumah yang merenovasi atap tahun lalu, saya pun sibuk mengepel lantai dan menerapkan siaga satu, artinya kain pel selalu dalam jangkauan tangan. Tapi keputusan saya tidak masuk ke kantor hari ini sepertinya sangat tepat karena jam-jam berikutnya saya mendapatkan kabar Bundaran HI tenggelam lumayan tinggi. Jalur Sudirman adalah jalan utama saya ke kantor dan membayangkan kemacetan berjam-jam yang terjadi di sana membuat saya mensyukuri keputusan saya hari ini.
Walau banjir menjadi topik yang heboh terpaksa kita beralih ke topik lainnya yaitu homemade cream cheese. Sejak saya posting artikel cream cheese brownie beberapa waktu lalu, banyak sekali yang menanyakan ke saya bagaimana membuat cream cheese sendiri. Ini karena dalam postingan tersebut saya juga menceritakan perjuangan berat saya membuat keju mozarella yang berakhir menjadi cream cheese dengan bau yang aneh. Bagi anda yang penasaran dengan kisah saya yang mengharu biru ini, silahkan klik di link di sini ya. ^_^
Nah seperti yang saya tulis di artikel tersebut, sebenarnya kita bisa membuat cream cheese sendiri di rumah tanpa menggunakan zat penggumpal untuk keju (coagulant enzym) yang disebut dengan Rennet. Bahan yang anda perlukan adalah susu cair dan air jeruk lemon (bisa menggunakan air jeruk nipis) sebagai coagulant-nya. Keju yang anda hasilkan sebenarnya lebih tepat disebut dengan ricotta cheese, karena kurang creamy selayaknya cream cheese yang umum dijual di toko. Ricotta cheese umumnya dibuat dari whey (air saringan bekas pembuatan keju), karena itu kandungan lemaknya sudah jauh berkurang. Untuk membuatnya menjadi cream cheese yang lebih creamy dan lebih kaya akan rasa maka ditambahkan krim kental ke dalamnya. Jika anda ingin lebih creamy lagi rasa cream cheese yang dihasilkan maka komposisi krim kental bisa ditambahkan lebih banyak dari porsi yang saya sebutkan di resep di bawah.
Sebenarnya mengapa sih kita membuat cream cheese sendiri sementara di luaran banyak sekali dijual cream cheese dalam berbagai merk? Jawaban pertama tentu saja harganya. Harga sekotak cream cheese di supermarket dengan berat sekitar 200 gram cukup mahal, sedangkan untuk membuat cheesecake maka anda memerlukan banyak cream cheese sebagai bahan utamanya. Jika anda membuat cream cheese sendiri, bahan yang anda perlukan hanyalah susu cair dan air jeruk nipis, yang tentunya lebih terjangkau biayanya, yang anda perlukan berikutnya hanyalah sedikit usaha.
Jawaban selanjutnya mengapa harus homemade cream cheese adalah sulitnya menemukan cream cheese di daerah tertentu, hmm.... misalnya saja Aceh. Saya katakan ini karena teman saya Chanti selalu mengeluhkan betapa sulitnya menemukan cream cheese di sana sehingga beliau harus meng-ordernya dari Jakarta, ini berarti ada ongkos kirim yang harus dipertimbangkan selain harga cream cheesenya sendiri yang tidak murah. Saya yakin di beberapa daerah lain di Indonesia juga mengalami hal yang sama, sulitnya menemukan cream cheese di supermarket.
Jenis keju seperti apa sih cream cheese itu? Cream cheese merupakan jenis keju dengan kandungan lemak yang sangat tinggi. Proses pembuatan secara tradisional melibatkan susu full cream (susu yang tidak dikurangi kadar lemaknya) dan krim kental. Cream cheese bukan jenis keju yang matang (jenis keju yang bisa diperam dalam waktu yang lama dan mengandung kultur keju) karena itu keju ini harus disantap dalam kondisi segar, hanya dalam beberapa hari saja alias memiliki masa kedaluarsa yang pendek. Umumnya cream cheese disajikan sebagai olesan pada permukaan roti, crackers atau bagels, atau sebagai saus pencelup untuk kentang goreng. Keju ini juga bisa diolah ke dalam berbagai jenis makanan manis maupun asin (gurih) dan memiliki fungsi seperti susu, yogurt, krim dan mentega. Satu makanan pencuci mulut yang sangat terkenal dan menggunakan bahan ini adalah cheese cake.
Okeh, saya akhiri penjelasan saya tentang cream cheese, mari kita langsung melihat proses pembuatannya ya.
Homemade Cream Cheese
Resep diadaptasikan dari web Sharmis Passions - How to make cream cheese (Homemade Cream Cheese)
Untuk 480 gram cream cheese
Untuk 480 gram cream cheese
Bahan:
- 1300 ml susu segar (saya pakai merk Diamond fresh milk)
- 200 ml krim kental (resep asli tidak menggunakan krim kental)
- 2 sendok makan yogurt plain
- 4 sendok makan air jeruk lemon/jeruk nipis (saya menggunakan 1 butir jeruk lemon + 1 butir jeruk nipis)
Cara membuat:
Siapkan panci, masukkan susu cair dan krim kental ke dalamnya, aduk rata. Tambahkan air jeruk lemon/jeruk nipis. Aduk hingga rata. Rebus larutan susu menggunakan api sedang sambil diaduk-aduk hingga tampak susu menggumpal dan terpisah dari airnya. Angkat panci dari atas kompor.Matikan api
Note: Panaskan hingga susu benar-benar panas namun jaga jangan sampai susu mendidih. Aduk sesekali. Jika susu kurang panas maka gumpalan tidak akan terbentuk, pastikan hingga tampak gumpalan pekat diatas permukaan susu dan tampak susu mulai terpisah antara keju dan air yang bening kekuningan. .
Siapkan wadah plastik berlubang, letakkan sehelai kain tipis yang biasa dipakai untuk membungkus tahu atau kain apapun asalkan berwarna putih dan sangat tipis. Tuangkan larutan susu yang telah menggumpal, saring gumpalan susu. Air bekas menyaring keju bisa anda manfaatkan untuk membuat sup atau jus, karena masih cukup bergizi.
Cuci gumpalan susu dengan air mengalir sambil diaduk-aduk dengan spatula agar rasa dan aroma lemon hilang. Lakukan sebanyak 2 atau 3 kali.
Salah seorang pembaca berkomentar mengenai masalah kebersihan air kran yang digunakan, nah saran saya cuci cream cheese dengan menggunakan air matang ya.
Tiriskan gumpalan susu hingga airnya benar-benar habis. Masukkan ke dalam food processor ataublender atau mikser, tambahkan yogurt dan proses hingga halus. Pindahkan kembali ke kain, ikat ujung-ujung kain, gantung menggunakan seutas tali. Letakkan mangkuk di bawah kain berisi cream cheese untuk menampung air yang menetes.
- 1300 ml susu segar (saya pakai merk Diamond fresh milk)
- 200 ml krim kental (resep asli tidak menggunakan krim kental)
- 2 sendok makan yogurt plain
- 4 sendok makan air jeruk lemon/jeruk nipis (saya menggunakan 1 butir jeruk lemon + 1 butir jeruk nipis)
Cara membuat:
Siapkan panci, masukkan susu cair dan krim kental ke dalamnya, aduk rata. Tambahkan air jeruk lemon/jeruk nipis. Aduk hingga rata. Rebus larutan susu menggunakan api sedang sambil diaduk-aduk hingga tampak susu menggumpal dan terpisah dari airnya. Angkat panci dari atas kompor.Matikan api
Note: Panaskan hingga susu benar-benar panas namun jaga jangan sampai susu mendidih. Aduk sesekali. Jika susu kurang panas maka gumpalan tidak akan terbentuk, pastikan hingga tampak gumpalan pekat diatas permukaan susu dan tampak susu mulai terpisah antara keju dan air yang bening kekuningan. .
Whey (air bekas menyaring cream cheese) |
Siapkan wadah plastik berlubang, letakkan sehelai kain tipis yang biasa dipakai untuk membungkus tahu atau kain apapun asalkan berwarna putih dan sangat tipis. Tuangkan larutan susu yang telah menggumpal, saring gumpalan susu. Air bekas menyaring keju bisa anda manfaatkan untuk membuat sup atau jus, karena masih cukup bergizi.
Cuci gumpalan susu dengan air mengalir sambil diaduk-aduk dengan spatula agar rasa dan aroma lemon hilang. Lakukan sebanyak 2 atau 3 kali.
Salah seorang pembaca berkomentar mengenai masalah kebersihan air kran yang digunakan, nah saran saya cuci cream cheese dengan menggunakan air matang ya.
Tiriskan gumpalan susu hingga airnya benar-benar habis. Masukkan ke dalam food processor ataublender atau mikser, tambahkan yogurt dan proses hingga halus. Pindahkan kembali ke kain, ikat ujung-ujung kain, gantung menggunakan seutas tali. Letakkan mangkuk di bawah kain berisi cream cheese untuk menampung air yang menetes.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar