Selasa, 25 Agustus 2015

Cake Chiffon Jeruk

Cake Chiffon Jeruk



Resep cake chiffon jeruk ini sebenarnya sudah lama mendekam di dalam draft blog, cakenya sendiri sudah raib sejak bulan lalu. Namun niat untuk mempostingnya di JTT belum juga muncul. Moodsaya memang kadang timbul, namun lebih sering tenggelam seiring waktu. Hingga akhirnya saya kehabisan ide, resep apalagi yang akan saya tampilkan? Sebenarnya ada begitu banyak masakan yang ingin saya eksekusi tapi akhir-akhir ini saya kehilangan semangat memasak. Apalagi saat ini saya sedang getol-getolnya menjalankan gaya hidup sehat sehingga kebanyakan makanan yang saya persiapkan di rumah lebih didominasi dengan rebusan, salad dan sup.

Seperti biasa tatkala nafas mulai ngos-ngosan saat kaki ini diajak berjalan sebentar, atau ketika celana kerja andalan mulai tidak nyaman di bagian paha dan pinggang maka saya pun kembali tersadar. Porsi makan mulai dikurangi sedikit demi sedikit, kalori setiap makanan yang dimasukkan ke mulut mulai dihitung dengan seksama dan aneka pantangan mulai diterapkan. Sejak menjalankannya dua minggu yang lalu saya pun mulai merasakan sedikit perubahan,  terutama di sekitar area perut dan paha. Target saya cukup fantastis, 10 kg dalam waktu tiga bulan! Yakin?! ^_^

Banyak yang bertanya bagaimana saya bisa terlihat tidak terlalu gemuk padahal aktifitas memasak selalu saya lakukan demi menampilkan update terbaru di JTT. Perlu saya jelaskan, berat badan saya sebenarnya jauh dari ideal, saya sedikit overweight. Dengan tinggi hanya 160 cm saya memiliki berat 65 kg. Jika difoto terlihat agak kurus, itu sebenarnya foto setahun yang lalu, saat mengikuti OCD a la Dedy Corbuzier. Kala itu saya berhasil menurunkan berat badan sebanyak lima kilogram dalam satu bulan. Tapi sebagaimana diet yang saya lakukan sebelumnya, maka niat diet 'panas-panas tahi ayam' kali ini pun tidak bertahan lama. Tatkala berat badan yang diinginkan tercapai maka kontrol pun langsung hilang lepas. Semua makanan mulai digasak dalam porsi besar. Perlahan namun pasti berat pun kembali naik dan kembali ke titik semula seakan jerih payah sebelumnya tidak pernah dilakukan.

Diet OCD yang pantang sarapan di pagi hari, walau terbukti berhasil namun sepertinya kurang sesuai dengan kondisi saya. Pagi hari merupakan kondisi yang cukup hectic dimana saya harus berangkat ke kantor dan biasanya banyak tugas kantor yang harus dikerjakan sebelum pukul dua belas siang. Perut kosong membuat kepala menjadi susah berkonsentrasi ke pekerjaan karena saya sibuk memikirkan tentang aneka makanan, makan siang dan bagaimana memanfaatkan jendela makan 5 jam dengan makan! Lebih berat lagi saat meeting di pagi hari, ketika semua peserta harus aktif dan memberikan ide atau solusi maka saya hanya bengong bego seperti ayam terkena penyakit tetelo.

Jadi akhirnya saya pun menyerah dengan OCD, mungkin memang niat saya tidak terlalu kuat dengan gaya diet ini. Saya pun kembali ke diet konvensional yang sebernarnya sudah lama saya ketahui sejak jaman baheula yaitu menghitung BMR (Basal Metabolic Rate) untuk mengukur kalori yang diperlukan dalam melakukan aktifitas sehari-hari, berdasarkan tinggi, berat badan serta usia; BMI (Body Mass Index) untuk menghitung lemak tubuh berdasarkan berat dan tinggi badan, angka BMI digunakan untuk menentukan apakah kita masuk ke golongan underweight, ideal, overweightatau obesitas; Menghitung kalori yang masuk dalam setiap makanan yang saya makan; Menyeimbangkan nutrisi yang saya asup dengan lebih banyak sayur dan buah; dan tentu saja menjalankan pantangan pada makanan-makanan tertentu seperti gula, gorengan dan makanan berlemak tinggi.

Urusan hitung-menghitung kalori memang terdengar cukup ruwet, namun jika anda tahu caranya dan sarananya maka semuanya sangat mudah dijalankan. Untuk mengukur BMR dan BMI anda cukup membuka beberapa website yang menampilkan calculator untuk menghitungnya, seperti misalnya disini dan disini. Dan untuk mengecek jumlah kalori setiap makanan yang anda santap maka ada satu website bernama Cronometer yang sangat canggih dalam menghitung kalori dan nutrisi makanan yang diasup. Cukup masukkan data makanan beserta beratnya, plus kegiatan olah raga yang anda lakukan maka website ini akan menampilkan hasilnya dengan sangat detail. Anda bisa buka web tersebut disini, tentu saja anda harus mendaftarkan email dan mengaktifkannya terlebih dahulu, dan semua fasilitas gratis tersebut bisa anda gunakan selama terhubung dengan internet.

Wokeh cukup sudah intermezo saya mengenai program diet, terus terang pengetahuan saya tentang ini sangat minim sekali dan itu semua merupakan hasil baca-baca di internet. Kembali ke Cake Chiffon Jeruk yang kali ini saya posting. Seperti beberapa postingan saya sebelumnya tentang membuat cake chiffon, anda bisa membuka resep lainnya disini dan disini, disana saya sebenarnya sudah cukup detail menjelaskan mengenai step by step serta tips anti gagal membuatnya.  Nah untuk cake chiffon kali ini pun tidak terlalu jauh berbeda, karena itu saya hanya akan mengulas sedikit mengenai beberapa pertanyaan pembaca yang masuk sehubungan dengan proses pembuatan cake ini.

Saya mulai dengan pertanyaan, "Apakah cake bisa dipanggang dengan loyang biasa, bukan loyang chiffon bongkar pasang"? Tidak. Cake chiffon merupakan jenis cake dengan tekstur yang ringan karena mampu mengembang dengan fantastis, loyang bongkar pasang khusus chiffon diperlukan agar cake bisa dikeluarkan dengan mudah tanpa merusak bentuknya. Berikutnya, "Mengapa adonan mengalir keluar dari loyang bongkar pasang yang saya gunakan"? Loyang bongkar pasang yang terbuat dari bahan alumunium yang ringan dan tipis biasanya akan membuat bentuk loyang mudah berubah. Kelemahan utama dari loyang ini adalah bagian tengah loyang yang kurang mampu duduk dengan stabil sehingga ada celah yang terbentuk. Untuk mengakalinya supaya adonan tidak menetes ke oven yaitu dengan membungkus bagian dasar loyang dengan alumunium foil. 

"Mengapa loyang tidak boleh diolesi margarine dan tepung? Bukankah nantinya cake akan lengket di loyang"? Yep, cake memang akan lengket di loyang, justru itulah tujuannya. Seperti yang saya jelaskan di atas, chiffon cake merupakan cake yang ringan dan mengembang tinggi, dan karena memiliki struktur itulah maka cake pun menjadi sangat fragile/rapuh. Kala adonan dipanggang dan naik, cake memerlukan bantuan untuk menopang adonan yang mengembang ini dengan melekatkan diri di sisi-sisi loyang. Mengolesi loyang dengan margarine dan tepung akan membuat adonan tidak mampu melekat dengan baik, tidak mampu menyangga tubuhnya yang ringan dan akhirnya turun ke dasar loyang, menghasilkan cake dengan kerutan di bagian tengahnya (berpinggang).

Alasan lainnya adalah ketika cake telah matang maka loyang wajib dibalikkan dan cake dibiarkan hingga mendingin. Karena strukturnya yang rapuh dan ringan maka chiffon akan cepat sekali mengempis ketika dikeluarkan dari oven. Untuk mencegahnya maka loyang wajib dibalikkan dan cake dibiarkan hingga dingin. Kondisi dingin membuat struktur cake menjadi mengeras dan tidak mengempis ketika cake dilepaskan dari loyang. Jadi anda bisa bayangkan bagaimana anda bisa membalikkan loyang cake jika permukaan loyang diolesi dengan margarine dan tepung bukan? Cake pasti akan meluncur keluar loyang saat kondisinya masih panas.  Hal-hal penting lainnya seputar proses pembuatan cake chiffon saya rasa sudah cukup jelas di postingan Cake Chiffon Pandan dan Cake Chiffon Cream Cheese sebelumnya. 

Kembali ke cake chiffon jeruk ini, menurut saya cake ini sangat mudah dibuat dan hasilnya pun spektakuler. Cake naik dan mengembang dengan baik, memiliki struktur yang kokoh dengan tekstur yang lembut. Ketika dikeluarkan dari loyangnya cake terlihat sangat cantik dengan warna kuning keemasan di bagian dalamnya saat diiris. Untuk rasanya jangan ditanya, sangat lezat! Satu hal lainnya jika anda ingin membuatnya di rumah namun terkendala dengan jeruk yang tidak tersedia, maka anda bisa menggunakan sirup jeruk sebagai pengganti jus jeruk di resep.

Berikut resep dan proses pembuatannya ya.

Orange Chiffon Cake
Resep diadaptasikan dari Joy of Baking - Orange Chiffon Cake

Untuk 1 buah cake loyang diameter 25 cm

Tertarik dengan resep chiffon lainnya? Silahkan klik disini: 
Pandan Chiffon Cake
Cream Cheese Chiffon Cake
Banana Chiffon Cake 

Bahan:
- 6 butir kuning telur
- 7 butir putih telur
- 225 gram tepung terigu protein rendah atau serba guna *)
- 300 gram gula tepung **)
- 1 sendok makan baking powder double acting
- 1 sendok teh garam
- 2 sendok makan parutan kulit jeruk mandarin
- 120 ml minyak goreng
- 180 ml jus jeruk dari 3 - 4 jeruk ukuran besar ***)
- 1 sendok teh vanilla extract, atau 1/2 sendok teh vanilla essence, atau 1/4 sendok teh vanili bubuk
- 1/2 sendok teh cream of tartar (optional) ****)

*) Gunakan tepung terigu protein rendah yang diperuntukkan untuk cake atau kue kering. Jika anda hanya memiliki tepung terigu serba guna (protein sedang) maka anda bisa mencampurkannya dengan tepung maizena untuk mengurangi kadar glutennya. Untuk mendapatkan 225 gram tepung, campurkan 180 gram tepung terigu serba guna dengan 45 gram tepung maizena.

**) Untuk membuat gula tepung haluskan 300 gram gula pasir dengan menggunakan blender dry mill.

***)Anda bisa menggantikan jus jeruk dengan 4 - 5 sendok makan sirup orange yang di encerkan dengan air hingga mencapai 120 ml

****) Cream of tartar berbentuk tepung putih, memiliki sifat asam dan berfungsi untuk menstabilkan kocokan putih telur dan mampu membuat kocokan tetap bertahan dengan baik. Cream of tartarterbuat dari kerak yang terbentuk dalam proses pembuatan minuman anggur atau wine. Walau sudah tidak mengandung alkohol namun beberapa masih meragukan kehalalannya, jadi penggunaannya saya kembalikan ke kepercayaan anda masing-masing. Jika anda merasa tidak ingin memasukkannya ke dalam kocokan putih telur maka skip saja bahan ini atau anda bisa menggantikannya dengan 1/2 sendok makan air jeruk nipis. 

Cara membuat:
Persiapan

Pisahkan putih telur dari kuningnya ketika telur masih dalam kondisi dingin (baru saja keluar darichiller kulkas). Kondisi dingin membuat telur mengental dan keras sehingga mencegah kuning mudah pecah saat dipisahkan. Letakkan putih dan kuning telur pada dua buah wadah yang terpisah. Pastikan wadah untuk putih telur bersih, bebas lemak dan jaga jangan sampai ada kuning telur pecah yang menetes di putih telur. Sedikit lemak apapun bentuknya akan membuat putih telur anda tidak akan kaku kala dikocok. Tutup wadah dengan plastik wrap atau penutup lainnya dan diamkan selama 30 menit agar kembali ke suhu ruang.  

Siapkan oven, set di suhu 170'C api atas dan bawah. Jika oven anda pendek maka letakkan rak pemanggang di bagian paling bawah, tapi jika oven anda cukup tinggi letakkan di tengah. Pastikan permukaan loyang cake yang tinggi tidak bersentuhan dengan langit-langit oven.  

Siapkan loyang bongkar pasang khusus untuk chiffon, diameter 25 cm. Biasanya berbentuk bulat dengan lubang di tengah yang bisa dilepas. Ada yang memiliki kaki untuk tempat berdiri kala cake di balikkan ketika telah matang, ada yang tidak (seperti yang saya gunakan). Biarkan loyang dalam kondisi bersih, bebas lemak, jangan mengolesinya dengan apapun atau mengalasinya dengan kertas baking. Sisihkan.  

Membuat adonan dasar 

Siapkan mangkuk yang besar, masukkan tepung terigu, baking powder, garam dan 250 gram gula bubuk (50 gram sisanya akan kita pergunakan untuk mengocok putih telur). Kocok dengan speedrendah dengan menggunakan mikser (anda bisa menggunakan standing mixer atau hand mixer) hingga tercampur baik (sekitar 30 - 40 detik).

Buat sumur di tengah tepung, masukkan kuning telur (6 kuning telur), jus jeruk, minyak sayur dan vanilla ekstrak.

Kocok dengan speed sedang hingga tercampur dengan baik, kira-kira selama 1 menit. Jangan lupa untuk membersihkan sisi-sisi mangkuk dengan spatula dan campurkan dengan adonan yang dimikser. Matikan mikser, cuci hingga bersih pengocoknya dengan air sabun dan keringkan. Kita akan menggunakannya untuk mengocok putih telur. 

Membuat meringue 

Siapkan mangkuk besar, pastikan bersih dan bebas lemak. Tuangkan putih telur (anda memerlukan 7 putih telur untuk resep ini. Kocok dengan speed sedang hingga tampak berbusa besar (sekitar 30 detik), taburkan cream of tartar di permukaannya (jika pakai). Kemudian lanjutkan mengocok dengan speed tinggi hingga putih telur terbentuk soft peaks (ketika alat pengocok diangkat maka ujung kocokan putih telur tampak membentuk puncak yang lemas, terkulai ke satu sisi.

Taburkan 50 gram gula bubuk dalam 2 tahap dan lanjutkan mengocok dengan speed tinggi hingga terbentuk stiff peaks (puncak kaku), ketika alat pengocok diangkat maka kocokan tampak membentuk puncak yang kaku, tidak terkulai sama sekali.  Pada kondisi ini kocokan putih telur tampak terlihat glossy (mengkilap), opaque (pekat/tidak transparan) dan sangat kaku. Untuk mengetesnya, maka matikan beberapa kali mikser dan angkat pengocok jika ujung kocokan putih telur masih terkulai maka lanjutkan kembali. 

Note: jika stiff peaks sudah tercapai segera hentikan mengocok. Melanjutkannya terus akan membuat putih telur pecah, terpisah antara air dengan material penyusunnya dan tidak bisa dipergunakan kembali.   

Mencampur adonan (folding)

Ambil sesendok besar kocokan putih telur, masukkan ke dalam campuran adonan dasar, aduk perlahan dengan menggunakan spatula dengan menggunakan teknik aduk balik (folding). Baca penjelasan saya mengenai ini di paragraf pembuka diatas. Lakukan proses mengaduk dengan gerakan lembut dan perlahan hingga konsistensi adonan dasar menjadi tidak terlalu kental. Proses ini untuk memudahkan kita mencampurkan sisa putih telur ke dalam adonan.  

Kemudian masukkan sisa meringue ke dalam adonan dalam 3 tahapan (jangan memasukkan sekaligus semua kocokan putih telur karena akan menyulitkan anda untuk mencampurkannya dengan baik dan memaksa anda untuk mengaduk secara berlebihan). Usahakan agar gumpalan besar putih telur menghilang (karena gumpalan ini tidak akan terurai kala adonan di panggang), biarkan gumpalan adonan seukuran biji kacang tanah.  

Note: lakukan proses mengaduk dengan hati-hati untuk menjaga supaya adonan tidak kempes.

Tuangkan adonan ke dalam loyang chiffon. Panggang selama 60 menit atau jika permukaan cake tampak mulai coklat keemasan maka anda bisa mengecek kematangangannya dengan menusuk bagian terdalam cake dengan menggunakan lidi atau tusuk sate yang panjang. Jika tidak ada adonan yang menempel, dan lidi keluar dengan mulus maka cake telah matang. 

Keluarkan cake dari oven dan segera balikkan cake sehingga sisi permukaan cake menghadap ke bawah. Jika anda tidak memiliki loyang chiffon berkaki maka topanglah loyang dengan meletakkan botol atau wadah tinggi lainnya di bagian tengah loyang chiffon sehingga aerasi tetap baik dan uap panas segera menghilang (jangan menelungkupkan loyang berisi cake langsung di permukaan meja). Cake perlu didinginkan hingga benar-benar dingin, memerlukan waktu sekitar 2 - 3 jam di dapur saya, namun ini perlu agar cake tidak melorot saat dibalikkan.

Ketika cake benar-benar telah dingin, balikkan loyang dan lepaskan dengan cara menjalankan sebuah pisau tipis pada bagian tepian loyang dan tarik cake hingga bagian tengah loyang lepas. Kemudian lanjutkan dengan menjalankan pisau di bagian dasar dan tengah cake, kemudian cake anda balikkan di wadah datar dan dilepaskan dari bagian tengah loyang.  

Cake siap disantap begitu saja, atau dengan taburan gula bubuk diatasnya atau dengan ice cream.Super yummy!  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar